Senin, 19 Mei 2014

Format Buku Bacaan Siswa

FORMAT BUKU/BACAAN MAHASISWA (F-B/BM) Mata Kuliah : Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Kelas/Semester : L / II Hari/Tanggal : Sabtu, 25 April 2014 Alokasi Waktu : 4x50’ A. Judul : Pemeriksaan IVA B. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu melakukan praktek pemeriksaan IVA C. Uraian Materi 1. IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) . IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010). 2. Tujuan pemeriksaan Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim. 3. Keuntungan Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah : Mudah, praktis,Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan Alat-alat yang dibutuhkan sederhana Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana. Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA Kinerja tes sama dengan tes lain Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya.4. Jadwal pemeriksaan Program Skrining Oleh WHO : Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66). Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun 5. Syarat Mengikuti Test Iva a. Sudah pernah melakukan b. hubungan seksual c. Tidak sedang datang bulan/haid d. Tidak sedang hamil e. 24 jam sebelumnya tidak f. melakukan hubungan seksual 6. kategori IVA Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah: a) IVA negatif : menunjukkan leher rahim normal. b) IVA radang : Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks). c) IVA positif : ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ). d) IVA-Kanker serviks : Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA). 7. tempat pelayanan IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh Perawat terlatih, bidan, dokter umum dan dokter obgyn. D. Contoh Soal/Latihan : 1. Jelaskan konsep pemeriksaan tes IVA ? 2. Apa saja syarat dalam melakukan pemeriksaan IVA ? 3. Jelaskan jadwal pemeriksaan IVA ? 4. Melakukan praktek pemeriksaan IVA secara sistematis ! 5. Kunci Jawaban 1. Pemeriksaan Iva adalah cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) . IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010) 2. Syarat Mengikuti Test Iva a. Sudah pernah melakukan b. hubungan seksual c. Tidak sedang datang bulan/haid d. Tidak sedang hamil e. 24 jam sebelumnya tidak f. melakukan hubungan seksual 3. Jadwal pemeriksaan Program Skrining Oleh WHO : Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66). Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun. 6. Pedoman Penskoran Pada saat melakukan ujian tes dengan model soal tes uraian maka dilakukan penskoran sebagai berikut : Tiap nomor 1-10 skornya 10 Total skor Nilai = 10 X 100 % = 100 10 Pada saat melakukan ujian praktek skornya sudah terterah sesuai dengan kompetensi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa (lihat lampiran penuntun belajar ) Daftar Pustaka 1. Widyastuti Yani,dkk, Kesehatan Reproduksi,Fitramaya, Yogyakarta, 2009 2. Zohra Andi Baso, Kesehatan Reproduksi, Pustaka Belajar,Yogyakarta,2010