Rabu, 28 Desember 2011

cinta gadis berkerudung

Cinta gadis berkerudung

Kerudung Ia kutemukan di taman firdaus lima

Gadis berkerudung muslim

Duduk menulis buku dalam pangkuannya

Ia tak menghiraukan daun-daun kering

Yang kerap tertiup angin mengganggu kakinya

Ia tak menghiraukan gemericik kolam taman dihadapan

Ia juga tak menghiraukan aku

Yang duduk menanti ia bicara


Kucoba bertutur sapa

“sedang apa kau disini?”

Ia melirikku dan berhenti menulis

Mungkin terganggu oleh pertanyaanku

Namun aku merasakan waktuku seolah berhenti.

Ketika raut wajahnya yang sejuk tersenyum melihat kepadaku.

Aku tahu aku telah jatuh cinta pada gadis ini

Namun aku takut, kerudung putihnya akan terkotori oleh hitamnya masa laluku.

“aku sedang menunggu”

suaranya yang lembut ikhlas menjawabku

keikhlasan yang meluluhkan hati

yang membuat angin selalu ingin menerpa halus wajahnya

yang membuat matahari terik menjadi hangat

yang membuat bulan enggan berada dibalik awan

yang membuat dedaunan rindang selalu ingin jatuh kepangkuannya



“Bukankah kau sedang menulis ?” lanjutku

Kali ini ia menutup bukunya.

Senyumnya menandakan ia menerima sapaanku.

“Tidak, aku memang sedang menunggu. Aku menuliskan sesuatu yang mungkin sedang terjadi ketika aku sedang menunggu. Sesuatu yang mungkin terlewati, yang terjadi tanpa kita ketahui. Itulah hakekat menunggu disini. Kita diam menanti, sedangkan waktu terus melangkah. Seandainya aku memiliki dua hati, kan kubiarkan satu hati menunggu disini, sedangkan hati yang lain pergi mencari keikhlasan abadi. Namun rasanya tak sanggup untuk menjaga dua hati . Menjaga satu hati saja bagaikan menjaga angin tetap dalam pangkuan”


Aku terdiam dan merasa semakin hitam

Aku ingin menjadi baik hanya karena menginginkan cinta dari gadis ini

Bukankan itu tidak ikhlas ?

Seharusnya aku menyerahkan diri kepadaNya dan menerima hukumanNya.

Tidak usah aku mencari cinta yang tak pasti kujaga


Dosa-dosaku bagaikan luka yang menganga

Mengalirkan darah dengan keperihan

Aku akan mati karena dosa-dosaku

Terlalu perih bagiku untuk menutup lukaku sendiri

Seseorang harus membantuku

Namun menutup luka dengan cinta dari gadis berkerudung ?

Layakkah aku mendapatkan cintanya?



“Siapa yang sedang kau tunggu ?” lanjutku dengan wajah tertunduk

Kulihat ia berdiri, menyingkirkan dengan hati-hati daun dipangkuannya.

Kemudian ia baringkan diatas rerumputan yang bersih.

Betapa mulia hatinya, keikhlasannya ia berikan kepada setiap ciptaanNya.

Aku sedikit berharap, bukankah aku ciptaanNya yang paling mulia ?

Bukankah aku lebih mulia dari daun yang ia baringkan ?

Akankah ia memberikan cintanya untuk menolongku ?



Dengan tersenyum ia menjawabku,

“Aku sedang menunggu kekasihku. Ia kelak akan menemaniku memasuki pintu surga. Namun surga bukanlah tujuanku. Tujuanku adalah keikhlasan dari Penciptaku”

Aku semakin terpuruk mendengar kata-kata gadis ini

Pastilah kekasihnya juga seorang yang mulia

Yang dapat meluluhkan hatinya

Yang juga dapat meluluhkan penjaga pintu surga.

Tak ada harapan untukku.

Ingin aku segera beranjak.

Meninggalkan keinginan yang tersembunyi dilangit ketujuh



Tiba-tiba ia bangkit dari duduknya

Membuka kerudung suci

Aku tidak dapat melihat apa-apa

Hanya cahaya putih terpancar dari wajahnya

Ia berikan kerudungnya untukku

Tangannya dijulurkan kepadaku

Seolah ingin meraih diriku

Apakah ini khayalanku ?



Kuraih tangannya yang menengadah

Dan memancarlah air suci dari jari-jarinya

Membasahi wajahku, lenganku dan kakiku



Aku merasakan ia tersenyum dan berkata

“Berwudhulah dan bersujudlah wahai lelaki yang murung. Engkaulah kekasih yang aku tunggu. Aku adalah hidayah untukmu. Aku menunggu disini memang untukmu. Aku memang diciptakan untuk lelaki yang ingin kembali kejalanNya. Namun kau tidak bisa begitu saja mendapatkan cintaku. Mintalah kepadaNya. Engkau tidak akan menjadi cengeng jika dapat menangis dihadapanNya. Air matamu akan membersihkan hatimu. Mintalah dengan hati yang berserah. Dengan izinNya, cintaku hanyalah untukmu”


Seorang malaikat muncul dihadapan kami

Menarik kami berdua ke langit keabadian

Dan taman firdaus lima menjadi hening

Rabu, 14 Desember 2011

Hadiah ULTAHku yg pahit

Tahun ini adalah tahun yang begitu banyak masalah yang kuhadapi,,, mulai dari karir sampai kehidupan pribadi. Tiap hari aku berdoa untuk bisa keluar dari masalah tapi hasilnya nihil, mungkin Tuhan belum memberiku jawaban atau jalan keluar dari masalah ini.

Karir dan keuanganku tiap bulannya semakin merosot, entah apa yang harus aku lakukan untuk bisa keluar dari masalah ini. Huffttt,,,,,

Kehidupan cintaku juga begitu riskan,,, kadang ada suka dan duka. Awalnya aku bahagia jalan dengannya beberapa bulan berjalan halangan dan rintangan sudah mulai datang, dan di bulan Desember ini usiaki bertambah satu tahun tapi,,, hadiah yang aku harapkan dari dia harus sirna dengan pisahnya aku dan dia.

Aku juga tidak menyesal pernah mengenal dirinya,,,, karena aku sayang dia. dan kini aku harus kuat menjalani hari-hariku tanpa dirinya, tak ada lagi perhatian darinya yang bisa aku dengar. sungguh aku masih sayang padamu, tak ada lagi yang bisa kuharapkan selain kuberharap dirimu kembali. sungguh terlalu indah kenanganmu dan cintaku harus rela berpisah meski harus terluka.

Semoga di kehidupanku kelak aku bisa bersua dengan dirinya lagi,,, itu pintaku padaMu ya Allah.

Selasa, 13 Desember 2011

,,,13 Desember 2011

Malam ini adalah malam yg sangat memilukan dalam sejarah hidupku,,, baru kali ini aku merasakan sakit yang teramat sakit. Malam ini aku harus kehilangan sosok seorang yang sangat aku sayangi. Dia bagiku bukan sekedar seorang kekasih tapi malaikat, malaikat penerang dan penenang jiwaku selama ini. Dia begitu aku sayangi sampai kehilangan nyawa pun aku rela demi dia yang terkasih

Inikah yang dinamakan Cinta Tak Harus Memiliki, sebuah cinta, sebuah kasih sayang yang tak bisa aku miliki.

Ya Allah,,,
Apa salah dan dosaku sampai aku harus merasakan hal yang seperti ini. Aku tak menyangka cintaku dan cintamu harus berpisah. Harus berpisah walau harus terluka. Tapi aku tau itu semua bukan kemauanmu melainkan kemauan orang tuamu.

Dan kini mimpiku untuk bisa hidup bersamamu harus aku kubur dalam-dalam,,, biarlah rasa sayangku padamu ku bawa sampai mati. Aku tak bisa menahan langkah kakimu, aku tak bisa menahan kepergianmu. Aku tak bisa menahan air mataku, aku tak bisa menahan kesedihanku. Aku telah hancur hilang semua mimpiku.

Dan kini biarkanlah kan kubawa sejuta harapan yang indah, harapan yang pernah kita lalui saat bersama,,,,

Kamis, 01 Desember 2011

Rintihan hujan memecah kalbu
Terbayang sosok yang kupuja
Berdiri memaki melukai hati
Bergema hingga memberi luka

Nyanyian selepas senja
Lewat rintihan air mata sang gadis
Tangan halus tak dapat ia sentuh
wahai sang pemilik hatinya
perkataan apa yang kau lontarkan
masih pantaskah kau menyentuhnya
ketika kilatan tiara yang kin hinggap dihatinya
berlian-berlian indah Pun jatuh membasahi pipi
sudihka kau melihatnya menangis?

Makassar,November 2011