Rabu, 16 April 2014

perencanaan Makro mikro dan messo dalam kebidanan dan pendidik

PERENCANAAN MAKRO Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana pembangunan nasional dewasa ini meliputi rencana dalam bidang ekonomi dan social. Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai Negara (khususnya dalam bidang peningkatan SDM) adalah pengembangan system pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif pendidikan harus menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus dapat menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa pancasila. Secara garis besar sesuai dengan pengertian perencanaan makro yang telah dijabarkan diatas maka saya dapat membuat contoh perencanaan seperti penurunan Angka status gizi buruk pada tingkat nasional yang salah satu rencana dari pemerintah pusat. Jika di hubungkan dengan profesi bidan dan pendidik dapat ditinjau lagi bahwasanya masalah status gizi di sini adalah tujuan bersama untuk menurunkan angka status gizi buruk tersebut. Dimana bidan disini sebagai penggerak dari sumber manusia yang digerakkan pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut yang bisa berakibat fatal bagi anak-anak kurang gizi pada umumnya. Bidan dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi kesehatan untuk melakukan penyuluhan pada daerah yang dominan dengan status gizi buruk yang selalu meningkat setiap tahunnya. Selain melakukan penyuluhan atau survey langsung pada lapangan bidan juga dapat melakukan tindakan-tindakan kecil misalnya bidan bisa bekerjasama dengan dinas pertanian dalam penyediaan sandang dan pangan pada masyarakat kurang mampu. Kemudian bidan juga dapat melakukan pendekatan kepada orangtua tentang status gizi yang baik. Sedangkan jika kita menghubungkan perencanaan makro sesuai dengan contoh tersebut dalam segi pendidikan adalah bagaimana pendidik mampu menanggulangi secara teori atau yang bersifat ilmiah. Misalnya pendidik melakukan riset atau penelitian tentang peningkatan status gizi buruk di Indonesia semakin meningkat yang mungkin ada daerah yang kurang dilirik oleh pemerintah sehingga dalam penelitian tersebut kita bisa mengekspose untuk lebih ditanggulangi lebih baik lagi. Bidan pendidik juga bisa melakukan penjelasan tentang pencegahan status gizi buruk dalam ruang lingkup kelas, yang diharapkan peserta didik mampu menjelaskan kepada masyarakat nantinya tentang dampak dari status gizi buruk tersebut. PERENCANAAN MESSO Perencanaan meso adalah penjabaran kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro ke dalam program-program berskala kecil. kemudian dijabarkan kedalam program-program yang bersekala kecil.pada tingkatamnya perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan depertemen dan unit-unit. Seperti telah dikemukakan dari contoh diatas pada perencanaan makro dengan perencanaan yang lebih luas lagi yang berfokus pada tujuan pemerintah pada umumnya yaitu untuk menurunkan angka status gizi buruk di Indonesia. Dari penjabaran tersebut kita bisa membuat program-program kecil untuk mencapai tujuan makro tersebut, misalnya kita bisa membuat unit-unit pelayanan kesehatan untuk melibatkan tenaga medis yang dalam hal ini adalah bidan desa atau organisasi IBI Ranting daerah dalam setiap unit-unit kesehatan yang infrastrukturnya merata disetiap pelosok daerah di Indonesia. Yang dapat diharapkan dan diarahkan lagi bahwasanya bidan desanya harus lebih memberi perhatian bukan hanya pada penurunan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak saja, tapi dalam hal ini status gizi pada masyarakat atau lingkungan tempat bidan tersebut berpijak harus lebih diperhatikan lagi. Kegiatan penyuluhan serta pengevaluasian dari hasil program kerja ini lebih diaktifkan lagi. Unit-unit pelayanan kesehatan lebih digerakkan lagi dengan program-program kerja yang lebih meluas berfokus pada permasalahan masyarakat misalnya dalam status gizi buruk. maka diharapkan perencanaan-perencanaan atau program-program kecil yang telah dibuat dapat dicapai. Ditinjau lagi dari peran pendidik,hubungan perencanaan messo yang telah dikemukakan contohnya diatas dengan profesi saya sebagai calon pendidik. Pendidik dalam hal ini adalah pelaksana atau pengembang kurikulum yang pada dasarnya pendidik berfokus pada apa yang dibutuhkan masyarakat atau peserta didik. Dalam perencanaan messo pendidik dapat mengembangkan kurikulum dengan membuat program-program yang nantinya program tersebut akan dilaksanakan atau diaplikasikan dilapangan. Pada perencanaan yang dingin dicapai adalah menurunkan angka status gizi buruk di Indonesia pendidik bisa melakukan pendekatan dengan melakukan loby atau pendekatan kepada instansi-instanis seperti dinas pertanian serta instansi lainnya yang terkait dalam masalah tersebut untuk bekerja sama dengan bidan pada khususnya dalam menurunkan angka status gizi buruk di Indonesia. PERENCANAAN MIKRO Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instituisional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat messo dari lembaga mendapatkan perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun messo. Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan pengertian mikro diatas bahwasanya perencanaan-perencanaan yang telah dikemukakan dari perencanaan makro dan messo dijabarkan lagi dalam bentuk pengaplikasian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan penjabaran tersebut tidak dapat bertentangan dengan perencanaan makro dan messo. Dari contoh perencanaan makro dan messo masalah menurunkan angka status gizi buruk di Indonesia maka saya sebagai bidan dapat membuat perencanaan makro dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan pada unit-unit sederhana seperti polindes atau poskesdes dan menjalankan program kerja yang telah disusun. Jika ditelaah dan dihubungkan lagi dengan profesi sebagai bidan pendidik maka kita dapat menyusun dengan sub-sub materi pokok bahasan untuk membahas lebih jelas lagi mengenai pencegahan status gizi buruk dimasyarakat. Jadi bidan pendidik disini dia lebih berperan pada pengetahuan sesuai dengan teori-teori yang ada untuk tingkat pencegahan dan penanganannya serta perkembangan kurikulum untuk peserta didik yang diharapkan dapat diaplikasikan nantinya dalam masyarakat dimana peserta didik nantinya sebagai calon bidan masa depan sedang bidan dalam artian penyuluhan untuk menurunkan dan mencegah status giizi buruk yang terjadi dimasyarakat dengan menggerakkan kembali poskesdes atau polindes yang awalnya berperan dalam penurunan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak sekarang diarahkan lagi dalam program pemerintah penurunan angka status gizi buruk di Indonesia dengan menggerakkan berbagai organisasi demi tercapainya tujuan dari perencanaan tersebut.

1 komentar: