Kamis, 11 Oktober 2012

bobroknya birokrasi kampusku

september 2012, pagi ini masih dengan suasana kampus yang ricuh. entah apa yang mereka urus, tapi kesibukan rasanya tak penting bagiku. sedikit kubercerita tentang kampusku, yah mereka menyebut kami BICIL ( Bidan cilik) salah satu akbid yang lumayan terkenal'lah namanya di makassar, kampus ini berlogokan Nama islam tapi visi dan misi mereka bertolakabelakang dengan namanya, birokrasi ini sudah bobrok di luluh lantakkan oleh uang yang mereka puja,kalian tentunya tahu siapa mereka yang saya sebutkan dalam tulisan ini,kejadian seperti ini sebenarnya harus diteriakkan agar mereka sadari bahwasanya statmen mereka itu salah. tapi apa kami hanyala sekumpulan cocygeus yang tidak penting. yah kami hanyalah ekor yang tinggalnya d belakang hanya nama tapi tak mampu menegur mereka. sedikit yang lebih menggelitik lagi mereka berkoar menjelaskan etika itu apa? tapi pada dasarnya etika sendiri mereka tidak tau defenisinya, ehm sungguh malang. ilmu yang mereka ajarkan seakan haus akan aplikasi. bagaimana mungkin morbilitas dan morbiditas mampu diturunkan jika para pengajarnya seperi mereka. banyak hal yang menjadi kesingungan yang mampu melatarbelakangi yang menjurus ke kehidupan mereka. mereka mengenal kami jika kami mampu menampar mulut mereka dengan UANG. visi dan misi mereka hanya semata'' untuk UANG, mungkin mereka melihat kami dengan MUKA UANG,, heheh yang lebih miris lagi, ketika kami menanyakan tentang ketidakhadiran mereka dalam kelas, mereka hanya maampu berucap, SIBUK NAK,, wow hebat mereka sibuk,, lantas mengapa mereka jadi dosen?? manajeman apa yang mereka pelajari, lantas ilmu manajemen yang mereka ajarkan tidak berguna ? atau kami harus berkoar,, tuk menegur kaliand?? cukup ALLAH yang tegur mereka. kami bukan benci namanya tap kami benci perusaknya.

1 komentar:

  1. Tranformasi seorang mahasiswa penuh dengan onak dan duri. Terasa asing ketika melihat realita yang terjadi tak sejalan dengan apa yang diharapkan. Apa lagi ketika 'uang' yang mengganti posisi kata pada sila pertama Pancasila menjadi 'keuangan yang maha kuasa'. Yeah sangat tragis, sistem yang selalu menikam latar belakang ekonomi para penuntut ilmu tanpa mengenal ampun. Jelas, ini bukan hanya sebuah orasi tapi keluhan yang harus didengar dan direnungkan sebaik-baiknya. Jika mungkin kepedulian itu tak lagi bersemayam dihati mereka, apa jadinya? penderitaan ini akan terus kami rasakan.

    BalasHapus